Ubiq Baihaqie: Kami Minta Masyarakat Ikut Mengawasi
640 Madrasah Ibtidaiyah se-Banten Direhab
Banten, Pelita
Dalam rangka peningkatan aksesibilitas dan peningkatan mutu pendidikan yang berkualitas, Departemen Agama (Depag) melalui Kanwil Depag Provinsi Banten pada 2009 ini sedikitnya merehab 640 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di seluruh Kab/Kota di Banten yang saat ini kondisinya cukup memprihatinkan.
Kami cukup prihatin melihat kondisi madrasah saat ini, karena sebagian besar kondisi fisiknya sudah kurang layak dan tidak memiliki sarana penunjang seperti di sekolah-sekolah umum. Karena itu selain untuk fisik, program ini juga diperuntukan untuk non fisik, semisal pengadaan buku untuk kebutuhan belajar mengajar di MI, kata Kepala Bidang Madrasah dan Pendidikan Dasar (Mapenda) Kanwil Depag Provinsi Banten, H Ubiq Baihaqie, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/8).
Menurutnya, dari jumlah madrasah yang menerima program pembiayaan rehab dan peningkatan sarana tersebut, alokasi yang disediakan oleh Depag berjumlah sekitar 752 unit, dengan alasan masih adanya ruang atau kelas yang sangat memerlukan perbaikan. Dengan perincian masing-masing untuk Kabupaten Pandeglang 131 alokasi dari 124 MI, Kabupaten Lebak 157 alokasi dari 144 MI, Tangerang 173 alokasi dari 140 MI, Serang 128 alokasi dari 101 MI, Kota Tangerang 117 alokasi dari 97 MI, Kota Cilegon 13 alokasi dari 9 MI serta Kota Tangerang Selatan 33 alokasi dari 25 MI.
Penerimanya bukan hanya MI negeri, namun juga termasuk MI swasta. Mudah-mudahan untuk tahun depan alokasinya akan semakin bertambah, ujar Ubiq.
Program tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong terciptanya siswa dan tenaga pendidik yang cerdas, agamis dan kompetitif. Karena selain di pesantren dan pendidikan umum, Madrasah Ibtidaiyah merupakan tempat yang tepat untuk membentuk siswa yang berkepribadian dan berakhlak mulia. Sebab disinilah awal mereka dididik untuk memiliki ilmu dan pengetahuan yang dilandasi oleh karakter dan moral yang cukup baik, tambahnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Depag Kabupaten Pandeglang, H Abdul Rouf membenarkan jika saat ini MI yang ada di Pandeglang seluruhnya sudah menerima bantuan dana rehab dan sarana tersebut. Bahkan katanya, saat ini program tersebut sudah berjalan sekitar 50 persen. Namun kami belum memastikan progress atau kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh masing-masing madrasah tersebut. Mudah-mudahan minggu ini laporan tentang progress tersebut sudah kami peroleh, katanya kepada Pelita, Selasa (18/8).
Dia menjelaskan, pelaksanaan rehab tersebut tidak ada yang dikontraktuilkan, karena hal tersebut murni dikerjakan oleh pihak sekolah. Kami juga tidak ikut campur secara langsung mengenai proses pekerjaan tersebut dan kami hanya sebatas mengawasi saja, agar program ini berjalan maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
Bantah lakukan pemotongan
Menyinggung tentang isu yang berkembang mengenai adanya pemotongan sejumlah Rp7 juta yang dilakukan oknum di Kanwil Depag Banten terhadap setiap sekolah penerima bantuan serta rekayasa dengan cara mengarahkan pihak ketiga/pengusaha untuk mengambil pekerjaan di sejumlah MI tersebut, Kabid Mapenda Kanwil Depag Banten, Ubiq Baihaqie membantahnya.
Menurut dia, isu yang menyatakan bahwa sejumlah kepala MI mengeluhkan adanya pemotongan tersebut merupakan fitnah dan tidak berdasar. Karena Kanwil Depag atau dirinya sama sekali tidak memerintahkan dan menerima pemberian dari pihak sekolah dengan cara apapun.
Malah sebaliknya dia meminta agar masyarakat ikut mengawasi pelaksanaan dari kegiatan atau program bantuan rehab tersebut agar berjalan sukses dan lancar. Justru kami minta agar masyarakat ikut mengawasi dan melaporkan adanya tindakan seperti itu. Jangan segan-segan melaporkan ke kami, kalau perlu disertai bukti yang akurat supaya tidak fitnah, katanya. (ck-202)
Sumber : http://www.pelita.or.id
640 Madrasah Ibtidaiyah se-Banten Direhab
Banten, Pelita
Dalam rangka peningkatan aksesibilitas dan peningkatan mutu pendidikan yang berkualitas, Departemen Agama (Depag) melalui Kanwil Depag Provinsi Banten pada 2009 ini sedikitnya merehab 640 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di seluruh Kab/Kota di Banten yang saat ini kondisinya cukup memprihatinkan.
Kami cukup prihatin melihat kondisi madrasah saat ini, karena sebagian besar kondisi fisiknya sudah kurang layak dan tidak memiliki sarana penunjang seperti di sekolah-sekolah umum. Karena itu selain untuk fisik, program ini juga diperuntukan untuk non fisik, semisal pengadaan buku untuk kebutuhan belajar mengajar di MI, kata Kepala Bidang Madrasah dan Pendidikan Dasar (Mapenda) Kanwil Depag Provinsi Banten, H Ubiq Baihaqie, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/8).
Menurutnya, dari jumlah madrasah yang menerima program pembiayaan rehab dan peningkatan sarana tersebut, alokasi yang disediakan oleh Depag berjumlah sekitar 752 unit, dengan alasan masih adanya ruang atau kelas yang sangat memerlukan perbaikan. Dengan perincian masing-masing untuk Kabupaten Pandeglang 131 alokasi dari 124 MI, Kabupaten Lebak 157 alokasi dari 144 MI, Tangerang 173 alokasi dari 140 MI, Serang 128 alokasi dari 101 MI, Kota Tangerang 117 alokasi dari 97 MI, Kota Cilegon 13 alokasi dari 9 MI serta Kota Tangerang Selatan 33 alokasi dari 25 MI.
Penerimanya bukan hanya MI negeri, namun juga termasuk MI swasta. Mudah-mudahan untuk tahun depan alokasinya akan semakin bertambah, ujar Ubiq.
Program tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong terciptanya siswa dan tenaga pendidik yang cerdas, agamis dan kompetitif. Karena selain di pesantren dan pendidikan umum, Madrasah Ibtidaiyah merupakan tempat yang tepat untuk membentuk siswa yang berkepribadian dan berakhlak mulia. Sebab disinilah awal mereka dididik untuk memiliki ilmu dan pengetahuan yang dilandasi oleh karakter dan moral yang cukup baik, tambahnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Depag Kabupaten Pandeglang, H Abdul Rouf membenarkan jika saat ini MI yang ada di Pandeglang seluruhnya sudah menerima bantuan dana rehab dan sarana tersebut. Bahkan katanya, saat ini program tersebut sudah berjalan sekitar 50 persen. Namun kami belum memastikan progress atau kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh masing-masing madrasah tersebut. Mudah-mudahan minggu ini laporan tentang progress tersebut sudah kami peroleh, katanya kepada Pelita, Selasa (18/8).
Dia menjelaskan, pelaksanaan rehab tersebut tidak ada yang dikontraktuilkan, karena hal tersebut murni dikerjakan oleh pihak sekolah. Kami juga tidak ikut campur secara langsung mengenai proses pekerjaan tersebut dan kami hanya sebatas mengawasi saja, agar program ini berjalan maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
Bantah lakukan pemotongan
Menyinggung tentang isu yang berkembang mengenai adanya pemotongan sejumlah Rp7 juta yang dilakukan oknum di Kanwil Depag Banten terhadap setiap sekolah penerima bantuan serta rekayasa dengan cara mengarahkan pihak ketiga/pengusaha untuk mengambil pekerjaan di sejumlah MI tersebut, Kabid Mapenda Kanwil Depag Banten, Ubiq Baihaqie membantahnya.
Menurut dia, isu yang menyatakan bahwa sejumlah kepala MI mengeluhkan adanya pemotongan tersebut merupakan fitnah dan tidak berdasar. Karena Kanwil Depag atau dirinya sama sekali tidak memerintahkan dan menerima pemberian dari pihak sekolah dengan cara apapun.
Malah sebaliknya dia meminta agar masyarakat ikut mengawasi pelaksanaan dari kegiatan atau program bantuan rehab tersebut agar berjalan sukses dan lancar. Justru kami minta agar masyarakat ikut mengawasi dan melaporkan adanya tindakan seperti itu. Jangan segan-segan melaporkan ke kami, kalau perlu disertai bukti yang akurat supaya tidak fitnah, katanya. (ck-202)
Sumber : http://www.pelita.or.id